Selasa, 09 Oktober 2012

KESATRIA, PUTRI, DAN BINTANG JATUH


Engkaulah getar pertama

Yang meruntuhkan gerbang-tak-berujung-ku

Tuk mengenal dirimu

Engkaulah tetes embun pertama

Yang menyesatkan dahagaku

Dalam cinta tak bermuara

Engkaulah mataharin Firdausku

Yang menyinari kata pertama

Dalam cakrawala aksara

Kau hadir dengan ketiadaan

Sederhana dalam ketidak-mengertian

Gerakmu tiada pasti

Namun aku tetap disini

Mencintaimu. . .


Oleh : DEE

SIMPUL MANISMU




Pagi itu. . .
Ditengah ramai
Kulihat. . .
Bagai tali simpul depan kelasku
Yang tenyata
‘Simpul manismu’.

Sambil berpikir
Tentang TOWER disamping rumahmu
Biarpun tinggi
Tapi tak seindah ‘senyum manismu’

Seraya teringat
Tentang kamu dulu
Yang bagai itik mencari comberan

Tapi itu
Dulu. . .
Bukan sekarang
Yang berbeda. . .
Wajarlah
Kalau sekarang
Saya menilaimu ‘BEDA’

Karena
‘memikatmu seperti menangkap lebah menggunakan MAWAR’




oleh : Kepiting Bersayap

Sabtu, 06 Oktober 2012

KAULAH MERAKKU


Kemarin...
Di salahsatu stasiun TV nasional,
Ada berita yang memiriskan hati
Beritanya tentang merak yang hampir punah....
Warnanya hijau...
Sayapnya berkemmbang seperti sayap kupu-kupu yang baru saja bermetamorfosa dari Kepompong....

Jalannya kemayu....
Ekornya menenangkan mata...

Reporternya bertanya,
Kalau Meraknya punah, maka sedikit keindahan dunia telah hilang...
Dimana lagi keindahan seperti ekor merak bisa didapat??

Ya, sudah!!...saya jawab saja dalam
hati...


" BIARPUN 72 ekor merak melintas didepanmu dengan mengembangkan ekornya,,,,, saya masih akan memilih untuk MEMANDANGMu....

Bukankah dua helai rambut dimatamu lebih MEMPESONA dari sekedar Perhiasan Merak yang diagung-agungkan oleh orang kebanyakan??